Mannora.


Pertengahan tahun bulan juli sepucuk sajak mulai terukir 

Luas nian dalam lembut menyentuh telapak tangan bak nirwana

Terbasuh kumpulan debu kapur, hadiah untuk bebas mengukir mimpi. 


Sentuh pusaran kecantikan lahir singgasana, menjelma rintik salju kehormatan

Berinkarnasi artha wujud Mannora dalam ayat segala rupa tafsir pada iring doa.


Poster sandiwara menolak berucap

Badai menerkam, namun tak mampu menatap segala rupa warna

Pesona yang menyengat, wanita layak bunga rosela 

Berjalan anggun disisi riak-riak danau 

Berkata, namun lembut bagai alunan terbuai


Bimbang membeku layak lapisan kutub berselimut sunyi, segera terobati dalam dekapan kehormatan

Namun, mimpi besar dan takdir siapa yang ingin menatapnya? Dia siapa?

Gadis lugu dibungkus watak ceria Mannora.


-Anugrah

Comments

Popular Posts