Jejak yang Tak Kembali.

 

Dikau datang seperti hujan pertama,

menyentuh tanah hati yang lama tandus.

Lalu pergi tanpa pamit,

meninggalkan wangi rindu yang tak bisa hamba sebut.


Tak luput hamba pintal nama-nama dalam doa.

Namun semesta hanya diam,

seolah tahu kau adalah pelajaran,

bukan pelabuhan.


Langkah menjauh jadi nyanyian sendu,

yang diterjemahkan dalam sepi.

Hamba mencintai seperti pagi pada embun,

tahu akan menguap, 

namun tetap menanti.


Kini belajar, bahwa tak semua yang memeluk, akan tinggal.

Dan tak semua yang hilang,

patut dikejar.


-Anugrah

Comments

Popular Posts