Tuli.
Hening dan kosong seperti sunyi merobek ruang
Bisu kaku dalam gemuruh, di balik kelam.
Kata-kata puitis menari riang, tak menjangkau,
Bagai angin yang menyapa tanpa jejak.
Aku ini tuli,
Bukan karena telinga tak bisa mendengar,
tapi karena dunia tak pernah benar benar berbicara
Melihat raut lelah manusia tergesa,
Mata sembab yang menyimpan luka.
Menatap tanpa bisa menyapa,
membalas senyum badut yang dipaksa bahagia,
di trotoar kota, di balik cahaya gemerlap yang semu,
dimana tangisan hanya jadi gema yang bisu.
Kata-kata indah menari di udara, mereka hanya bayang semu tak bermakna.
Angin menyapa, tapi tak pernah mengabarkan apa-apa.
Sayangnya, indra ini mati
tak bisa mendengar ratapan di balik wajah ibu kota,
tak mampu meraba suara dari jiwa yang terluka.
Lagi dan lagi riuh keadaan tak pernah bisa didengar
Kau yang berteriak sekencangnya, tapi maaf, aku tuli.
-Anugrah
Comments
Post a Comment