Rantau.
Rasa hati enggan berujung padam
teringat pada aroma embun pagi negeri, tempat beta dilahirkan ditempa seperti baja
Batin gundah bergejolak, ibarat kapas melayang diangkasa namun tak tahu arah tujuan, hidup keras tanah perantauan mendesak jiwa ingin hendak pulang
Apadaya, burung gereja dalam sangkar ingin kembali pulang ke sarang
Melayang dipikiran, sepersen rupiahpun menolak dalam genggaman, musim silih berganti,detik-detik menit selalu menghantui
Awan hitam makin menyelimuti
kini sengsara diperantauan kian menusuk tulang, namun langkah tak surut terhenti
Jalan hidup masih panjang untuk bangkit dengan sejuta harapan, mengingat keluarga dikampung halaman menjadi tanggungan.
-Anugrah
👍
ReplyDelete